Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menentukan Tema Dan Majas Dalam Puisi




Hai sobat jufrikablog ,  tidak terasa penulis akan segera lulus SMK, dan semua anak SMK/SMA angkatan 2014 akan segera menuju masa depan yang gemilang (amiiin) (kini udah dapat beasiswa kuliah di poltek batam men), untuk menghadapi ujian esok hari maka itu penulis akan memberikan sedikit cara untuk menentukan tema dan majas dalam puisi yang sering keluar dalam UN.

Tema Puisi

Tema puisi merupakan dasar atau pokok pikiran/perasaan di dalam penulisan suatu puisi. Tema puisi dapat diketahui melalui hubungan kata-kata yang semakna yang ada di dalamnya.

Contoh Soal :
bacalah puisi berikut :


Saat itu

Saat mentari mulai terbit
Itulah awal aku mengenalmu dalam buku
Saat raja siang membakar
Itulah awal aku bersamamu
Saat hujan turun dengan lebat
Itulah saat aku mengkhawatirkanmu
Saat bintang bertabur dan bulan tersenyum
Itulah saat aku memikirkanmu
Saat malam semakin larut
Saat itulah aku merasa takut untuk kehilangan dirimu


Tema puisi tersebut adalah ....
A.  orang yang sangat setia
B.  orang yang sedang marah
C.  kerinduan seseorang pada ilmu
D.  keakraban seseorang dengan waktu

Pembahasan
Kata yang berulang/semakna adalah sebagai berikut.
a. Kata-kata penunjuk waktu: pagi, siang, malam.
b. Kata-kata penunjuk kepada sikap perhatian:
mengenalmu, bersamamu, mengkhawatirkanmu, memikirkanmu, takut kehilanganmu. Dengan demikian, berdasarkan kata-kata itu, puisi tersebut menunjukkan seseorang yang sangat perhatian/kesetiaan pada sesuatu (orang/benda).
Jawaban: A

Majas Puisi

Majas Perbandingan :


  • Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
    Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

  • Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.

  • Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.

  • Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
    Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.

  • Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
    Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.

  • Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
    Contoh: Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?


Majas Sindiran


  • Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.




Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.



  • Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.

  • Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).


Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?


Majas Penegasan


  • Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
    Contoh: Saya naik tangga ke atas.

  • Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.



  • Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.

  • Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.

  • Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.


Majas pertentangan


  • Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.

  • Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.


Sumber : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Tera, Yogyakarta.

Sekian sobat jufrikablog semoga kita semua mendapatkan nilai yang terbaik amiiin :D